ARTICLE AD BOX
Jakarta – Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi angkat suara terkait peluang menjadi salah satu bank emas atau bullion bank.
“Ya, sebenarnya kan nature bank syariah itu bisa menjalankan bisnis emas. Saat ini kita sudah menjalankan bisnis gadai dan cicilan emas,” katanya, dalam acara Launching BSI Talenta Wirausaha 2024, di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2024.
Ia menuturkan, Bank BSI sendiri menyatakan kesiapannya untuk menjadi bank menjadi holding atau induk pengelolanya.
“Kalau itu ada kesempatan untuk ekspan lebih besar lagi, kita senang hati. Insya Allah kita siap,” bebernya.
Baca juga : ‘Tangan Dingin’ Hery Gunardi Bawa BSI jadi Bank Syariah Terbesar ke-9 DuniaMenurutnya, kesiapan menjadi induk pengelola bullion bank bukan tanpa alasan. Hal ini melihat dari modal inti yang dimiliki bank syariah pelat merah ini jauh melampaui batas syarat yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi bank emas.
“Kalau kita lihat ketentuan di POJK yang baru, bank harus memiliki modal inti Rp14 triliun. Tap kan BSI lebih dari itu,” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengusulkan kepada OJK agar PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi holding atau induk pengelolanya.
“Saya mengusulkan kepada OJK, minimal BRI yang merupakan holding Pegadaian, dan juga Bank Syariah Indonesia, agar dapat menjadi tuan rumah sebagai bullion bank di Indonesia,” ungkapnya.
Baca juga : OJK Susun Roadmap Pendirian Bank Bullion di RIIndonesia sendiri dinilai sudah seharusnya memiliki bullion bank sendiri, lantaran PT Freeport Indonesia ditargetkan bisa produksi emas 60 ton per tahun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik.
Hal ini adalah kemajuan bagi RI di mana sejak 1967, Indonesia hanya mengekspor tembaga sebanyak 30 juta ton ke Spanyol dan Jepang untuk diproses menjadi emas Batangan.
“Bisa bayangkan dari 1967 sampai 2024, dari Freeport, kita menghasilkan emas mendekati nol. Jadi, kali ini untuk pertama kalinya di Gersik bisa diproduksi emas sebanyak 60 ton. Dan stok emas PT Pegadaian secara keseluruhan ada 70 ton,” bebernya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan hingga Juni 2024, BRI memiliki modal inti sebesar Rp279,45 triliun secara konsolidasi. Adapun BSI, hingga Juni 2024 memiliki modal inti sebesar Rp39,05 triliun
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang ingin menyelenggrakan Kegiatan Usaha Bullion harus memenuhi syarat permodalan atau modal inti sebesar Rp14 triliun.
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion Pasal 22 Ayat 1 disebutkan bahwa bagi bank umum, unit usaha syariah dari bank umum konvensional, bank umum konvensional yang memiliki unit usaha syariah, harus memiliki modal inti paling sedikit Rp14 triliun.
Lalu, bagi LJK selain bank umum konvensional, bank umum syariah, dan/atau unit usaha syariah dari bank umum konvensional harus memiliki ekuitas paling sedikit Rp14 triliun.
“Kami pandang perlu kriteria yang cukup bagi LJK punya tambahan eksposur dalam aktivitas bulion. Makanya kami ambil permodalan di modal inti di bank umum sekurang-kurangnya Rp14 triliun,” ujar Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Ahmad Nasrullah dalam Media Briefing POJK Bulion, Senin, 9 Desember 2024. (*)
Editor: Galih Pratama
The post Diusulkan jadi Induk Bank Emas, Bos BSI: Insya Allah Kita Siap appeared first on Infobanknews.