ARTICLE AD BOX
Jakarta – Infobank Picture meluncurkan film dokumenter berjudul Robby Djohan, The Story of a Legendary Banker. Film dokumenter berdurasi 50 menit ini menceritakan perjalanan kepemimpinan Robby Djohan, bankir legendaris yang meninggalkan banyak legacy di panggung perbankan, bahkan korporasi di Tanah Air.
“Robby Djohan adalah bankir legendaris yang pertama kali menanamkan nilai-nilai profesionalisme dan integritas di industri perbankan, meletakkan dasar-dasar pendidikan profesionalisme bankir, dan mengutamakan pentignya menyiapkan kader-kader pemimpin masa depan,” ujar Karnoto Mohamad, Penulis Naskah sekaligus Sutradara film dokumenter Robby Djohan; The Story of a Legendary Banker.
Menurutnya, kemajuan yang dicapai perbankan Indonesia saat ini terjadi berkat adanya bankir-bankir profesional yang tentunya tidak lepas dari peran Robby Djohan.
Baca juga: Mantan Gubernur BI Kenang Proses Robby Djohan Mencetak Pemimpin Hebat“Setelah krisis moneter atau duapuluh tahun terakhir, bankir didikan Robby Djohan mengisi kursi puncak perbankan Indonesia, bahkan sekarang sudah beralih ke generasi berikutnya,” imbuh Karnoto Mohamad yang juga menjadi editor buku yang ditulis Robby Djohan berjudul No Nonsense Leadership.
“Film ini dibuat untuk menghormati sosok Robby Djohan yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam dunia perbankan di Indonesia, sebagai seorang bankir yang visioner, berhasil membesarkan Bank Niaga, membereskan Bank Bumiputera dan Garuda Indonesia, memimpin merger Bank Mandiri, dan kiprahnya telah telah memberikan inspirasi kepada para bankir di Tanah Air,” ujar Eko B. Supriyanto, yang menjadi produser film tersebut.
Robby Djohan membangun karier di Citibank pada 1967 dan tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang mengikuti Executive Development Program di bank asal Amerika Serikat tersebut. Pengalaman delapan tahun di Citibank, menjadi bekal Robby Djohan untuk berhasil membesarkan Bank Niaga dari yang ukuran kecil dan tak dikenal menjadi bank swasta terbesar nomor dua setelah Bank Central Asia pada 1988.
Karena pernah aktif di Gerakan Mahasiswa Djakarta yang dekat dengan Soekarno, nama Robby Djohan pun tidak popular di mata Orde Baru. Namun, ketika Garuda Indonesia Airways bangkrut dan harus ditangani oleh profesional bertangan dingin, Presiden Soeharto mengundangnya untuk membenahi Garuda pada 1998. Setelah berhasil memutar haluan Garuda dalam enam bulan dan rezim Orde Baru tumbang, Robby Djohan diminta Presiden BJ Habibie untuk memimpin mega merger empat bank merah menjadi Bank Mandiri pada 1999.
Kunci keberhasilan Robby Djohan dalam membereskan perusahaan krisis adalah keberaniannya mengambil keputusan, independensi dan tidak adanya kepentingan pribadi, serta kepiawaiannya dalam memilih orang-orang terbaik untuk mendampinginya melakukan eksekusi. Robby Djohan meninggal pada 13 Mei 2016 dan meninggalkan satu orang istri dan tiga orang anak.
Film dokumenter ini diluncurkan di Ritz Carlton Hotel, Kuningan, Jakarta pada 29 November 2024, yang dihadiri banyak bankir senior yang merupakan didikan maupun sahabat Robby Djohan, serta anggota keluarga. Peluncuran film dokumenter ini dibuka oleh Budi G Sadikin, Menteri Kesehatan, yang pernah menjadi Direktur Utama Bank Mandiri pada 2013-2016.
“Dalam perkembangan karier saya, saya hidupnya di sekelilingnya anak-anaknya (didik) Pak Robby, dan beberapa kali berinteraksi dengan Pak Robby, beliau memberikan tips-tips yang out of the box. Beliau seperti ahli nujum yang pandai mengetahui karakter orang, dan mendidik orang. Jauh sebelumnya, saya pertama kali mendengar nama Robby Djohan itu dari Pak Jaya Ramli waktu saya bekerja di Bank Bali, saat itu Pak Jaya Ramli mengagumi Pak Robby Djohan,” ujar Budi Sadikin.
Baca juga: Robby Djohan: The Legendary Banker Simbol Dedikasi, Integritas, dan KepedulianSedangkan Agus Martowardojo yang menjadi Direktur Utama Bank Mandiri pada 2005-2010 ikut mengisi sesi talkshow bersama sejumlah bankir senior didikan Robby Djohan lainnya yaitu Gunarni Soeworo, Peter B Stok, Edwin Gerungan, dan Irfan Setiaputra.
“Yang menjadi kekuatan Pak Robby adalah beliau itu dihormati, dipercaya, baik oleh pemegang saham, nasabah, otoritas pengawas, dan stakeholder secara umum. Dan yang juga menjadi ciri khasnya adalah keberaniannya. Beliau berani sekali mengambil keputusan di situasi yang sedang krisis,” ujar Agus Martowardojo.
Selain Infobank Media Group, ikut menjadi host dalam acara tersebut adalah Haryanto T Budiman, Chairman Ikatan Bankir Indonesia (IBI), dan Nanan Hadiretna Djohan, yang merupakan istri Almarhum Robby Djohan, bersama keluarga.
“Terima kasih kepada Infobank Picture, yang telah mendokumentasi perjalanan kepemimpinan Almarhum Robby Djohan, melalui sebuah film dokumenter yang sangat mengharukan, dan sebelumnya juga telah meluncurkan buku No Nonsense Leadership,” ujarnya.
Beberapa perusahaan yang ikut mendukung produksi film ini adalah Bank Mandiri, Astra Financial, Bank Negara Indonesia (BNI), Maximus Insurance, ALTO, Asuransi Bumida, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Samudera Indonesia. Sedangkan buku karya Robby Djohan yang berjudul No Nonsense Leadership menjadi best seller karena telah dicetak ulang tiga kali sejak diluncurkan pada 2016. (*)
The post Mengenang Bankir Legendaris Robby Djohan di Film The Story of a Legendary Banker appeared first on Infobanknews.