ARTICLE AD BOX
Jakarta – Menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak lemah akibat sejumlah sentimen domestik dan eksternal.
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengungkapkan, indeks dolar AS (DXY) pagi ini mengalami kenaikan yaitu sebesar 106,92, dibandingkan sebelumnya 106,77. Artinya dolar AS masih menguat dibandingkan nilai tukar mata uang lainnya.
“Semalam data penjualan ritel AS bulan November secara bulanan menunjukkan kenaikan melebihi bulan sebelumnya menjadi 0,7 persen dari 0,5 persen, artinya ekonomi AS masih bagus, sektor ritel masih menopang pertumbuhan,” jelas Ariston saat dihubungi Infobanknews, Rabu, 18 Desember 2024.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Melemah, Tembus Rp16.050 per Dolar AS Baca juga: Respons Bank Indonesia usai Digeledah KPK Terkait Dana CSR Baca juga: RUPSLB Bank Jago Tunjuk Komisaris hingga Direksi Baru, Berikut Susunan LengkapnyaKondisi tersebut memicu ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama setelah Desember 2024, sehingga mendukung penguatan dolar AS.
Sementara itu, dari sisi domestik, BI kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga acuannya, meskipun the Fed akan memangkas suku bunganya dini hari nanti.
“Pelemahan rupiah belakangan ini bisa menjadi alasan untuk menahan suku bunga acuan BI,” ujar Ariston. (*)
Editor: Yulian Saputra
The post Jelang RDG BI, Rupiah Diprediksi Melemah di Atas Rp16.000 per Dolar AS appeared first on Infobanknews.