ARTICLE AD BOX
Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) telah membukukan kinerja positif hingga September 2024. Ini dibuktikan oleh realisasi pembiayaan baru mencapai Rp14,2 triliun atau mengalami pertumbuhan sebanyak 19,1 persen secara kuartalan atau quarter on quarter (qnq).
Kemudian, dari sisi profitabilitas, BFI Finance mampu meraup laba setelah pajak sebesar Rp1,1 triliun hingga triwulan III 2024. Raihan laba bersih ini naik 32,3 persen dibandingkan tahun lalu di periode yang sama. Motor pendorong laba bersih ini berasal dari pendapatan perseroan yang tercatat Rp4,7 triliun hingga September 2024.
Lebih lanjut, BFI Finance melaporkan nilai piutang dikelola untuk sektor produktif dengan pembiayaan modal kerja dan investasi tercatat sebesar Rp17,9 triliun, capaian angka tersebut mencatat kenaikan sebesar 4,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dan mengambil porsi paling besar, yakni 77,8 persen, dibandingkan sektor konsumtif atau multiguna.
Berdasarkan piutang dikelola, bisnis BFI Finance masih didominasi oleh pembiayaan berjaminan kendaraan roda empat dan roda dua sebesar 60,3 persen, diikuti dengan pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru 15,8 persen, pembiayaan alat berat dan mesin 15,1 persen, pembiayaan jaminan sertifikat properti 4,7 persen, serta pembiayaan berbasis syariah dan lainnya 4,1 persen.
Baca juga: Survei OCBC BFI: 60 Persen UMKM RI ‘Melek’ Manajemen KeuanganDirektur Keuangan BFI Finance, Sudjono, mengatakan capaian tersebut didukung oleh langkah positif yang dilakukan pemerintah pada kuartal tiga kemarin seperti penurunan suku bunga acuan serta inflasi yang terus dikelola agar terjaga stabil diharapkan mendorong stimulus pertumbuhan hingga akhir tahun.
“Dengan berbagai langkah strategis dan kelolaan manajemen risiko yang apik, kami tetap dapat menyalurkan pembiayaan sembari menjaga kualitas kredit di tengah persaingan pasar dan dinamika perekonomian saat ini,” ucap Sudjono dalam keterangan resmi dikutip, 29 Oktober 2024.
BFI Finance juga mampu menjaga tingkat pembiayaan macet, terlihat dari rasio non-performing financing (NPF) berada di level bruto 1,42 persen dan level neto 0,27 persen per 30 September 2024, dengan rerata industri pembiayaan berada di posisi 2,66 persen per 31 Agustus 2024. Hal ini menandakan perusahaan melanjutkan tren dengan rasio NPF yang jauh lebih baik dibandingkan NPF rerata industri.
Baca juga: Perbaiki Tata Kelola, Pembiayaan KB Bukopin Finance Melonjak 193,99 Persen per September 2024“Kami berhasil menjaga tingkat NPF konsisten di bawah level 1,5 persen dan menyediakan cadangan yang mencapai 2,6 kali dari NPF Perusahaan, guna mengantisipasi potensi penurunan nilai di masa depan,” imbuhnya.
Mengenai aset, BFI Finance telah membukukan total aset sebesar Rp24,1 triliun. Nilai aset ini terkontribusi dari total piutang pembiayaan dikelola atau managed receivables sebesar Rp23,0 triliun atau mengalami kenaikan 5,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. (*)
Editor: Galih Pratama
The post Pembiayaan Baru BFI Finance Tembus Rp14,2 Triliun di September 2024 appeared first on Infobanknews.