ARTICLE AD BOX
Jakarta – JumpStart Indonesia, penyedia smart coffee machine terus melakukan ekspansi bisnisnya dengan memperluas pangsa pasar segmen business to costumer (B2C). Seperti diketahui, sejak 2018, perseroan fokus pada klien business to business (B2B).
Brian Imawan, CEO JumpStart menjelaskan, potensi bisnis smart coffee machine dari tahun ke tahun menjanjikan. Masyarakat Indonesia makin banyak yang gemar minum kopi. Mayoritas dari mereka, menyukai membeli kopi, dibanding menyeduhnya kopi sendiri. Mesin kopi ini menjadi solusi bagi mereka yang ingin menikmati kopi secara instans.
“Penduduk Indonesia jadi salah satu yang terbesar di dunia. Ini potensi buat bisnis ini (smart coffee machine. Kalau dilihat pertumbuhan jumlah mesin kopi yang kita punya, setiap tahunnya selalu meningkat,” ujar kata Brian dalam konferensi pers di Jakarta.
Dia merinci, sejak 2018, JumpStart telah mencatat pertumbuhan signifikan, baik dalam variasi produk maupun jumlah mesin yang tersebar di Indonesia. Dari 454 mesin pada tahun pertama (2018) hingga saat ini sudah mencapai lebih dari 4.000 unit yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
“Pertumbuhan ini yang membuat kita perluas segmen B2C, yang memang fokus langsung ke pelanggan lewat mesin kapsul NOD (Never Ordinary Device) sebagai ‘personal barista at home’. Mesin ini kita kembangkan selama tiga tahun,” ujar Brian.
Brian menjelaskan, NOD bisa dibilang satu-satunya mesin kapsul di Indonesia yang tak hanya menyajikan kopi, tetapi juga minuman non-kopi seperti teh, minuman herbal, dan susu. Teknologi canggih NOD memungkinkan pengguna mengoperasikan melalui satu sentuhan.
“Mesin ini tidak hanya ada di kantor, tidak hanya di rumah sakit, hotel, sekarang juga bisa diakses langsung di rumah,” kata Brian.
Target Pendapatan B2C
Lewat produk ini, kata Brian, bisa menjadi ‘motor’ pendapatan yang baru bagi perseroan. Melihat potensi yang ada, Brian yakin bahwa kontribusi penjualan dari segmen B2C akan menyumbang hingga 80 persen pendapatan Jumpstart.
“Kita memang ada kerja sama B2B dengan beberapa hotel, tapi kita rasa ke depannya pasti mostly B2C di atas 80 persen,” ujar Brian.
Bicara soal penjualan, lanjut Brian, khusus untuk produk NOD, kata Brian, pihaknya menargetkan bisa menjual mesin kapsul ini sebanyak 10.000 unit di tahun depan. Sedangkan untuk vending machine yang menyasar segmen B2B ditargetkan bisa terjual hingga 7.000 unit selama 2025.
“Kalau mesin kapsul kita targetkan 10.000 unit, vending machine bisa terjual 7.000 unit di tahun depan. Lalu, lima tahun ke depan (2029), kita targetkan 20.000 unit bisa tersebar wilayah di Indonesia. Jumlah (target) ini sebenarnya masih kecil, kalau kita bandingkan dengan Jepang yang sudah memiliki 5 juta unit (vending machine). Padahal penduduk Indonesia salah satu yang terbesar di dunia,” ujarnya.
Untuk mencapai target tersebut, sejumlah strategi pun telah disiapkan. Kata Brian, pihaknya akan memperluas jangkauan ekspansi dari mesin otomatis. Tahun depan, lanjut Brian, JumpStart akan merambah peluang ekspansi ke luar Pulau Jawa.
“Kami lihat sebenarnya Indonesia masih banyak kota-kota besar, seperti Makassar. Kami juga sebenarnya sudah ingin, tapi masih coba kembangkan dulu teknologinya untuk memastikan kualitasnya terjaga dan tentunya pengetahuan karyawannya juga, baru kita ekspansi,” jelas Brian.
Diketahui saat ini, mesin-mesin otomatis JumpStart sudah tersedia di 11 kota di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Cikarang, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Bali.
Harga NOD
Mesin kapsul NOD, akan resmi diluncurkan ke publik pada 1 November 2024 di Jakarta Coffee Week di ICE BSD, Tangerang. Di ajang tersebut, NOD akan dijual dengan harga Rp1.999.000, dari harga normal Rp2.999.000.
Ketersediaan unit NOD sendiri bisa didapatkan berbagai platform e-commerce di Indonesia serta hypermarket dan pusat perbelanjaan di Jabodetabek dalam bentuk pop-up roadshow. (*)
(*)
The post JumpStart Bidik Pendapatan Segmen B2C hingga 80 Persen appeared first on Infobanknews.