ARTICLE AD BOX
Jakarta – Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan The International Swaps and Derivatives Association (ISDA) dan Bloomberg Index Service Limited (Bloomberg) memastikan agar referensi fallback rate memenuhi standar yang berlaku di pasar keuangan global.
Hal ini sejalan dengan rencana implementasi penghentian publikasi Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) yang akan berlaku efektif sejak 1 Januari 2026.
“ISDA telah memilih Bloomberg sebagai vendor yang menghitung dan mempublikasikan fallback rate termasuk spread adjustment, menggunakan metode perhitungan yang dikembangkan setelah berkonsultasi dengan pelaku pasar keuangan global,” ujar Kepala Departemen Komunikasi, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi, Kamis, 31 Oktober 2024.
Baca juga: Dengan Pasukan Birokrasi yang Besar, Prabowo Mampu Mewujudkan Janjinya?Fallback rate JIBOR dihitung menggunakan Compounded INDONIA ditambah dengan spread adjustment. Sementara itu, perhitungan spread adjustment dilakukan menggunakan metodologi ISDA.
Lebih lanjut, penggunaan fallback rate sebagai suku bunga acuan pengganti ditujukan khususnya atas kontrak yang akan jatuh tempo setelah JIBOR tidak lagi dipublikasikan.
Adapun angka indikatif spread adjustment masing-masing tenor berdasarkan perhitungan per 27 September 2024 yang dapat digunakan sebagai referensi adalah tenor 1 minggu spread adjustment sebesar 0,56886 persen, 1 Bulan 0,75934 persen, 3 Bulan 0,95228 persen, 6 bulan 1,09856 persen, dan 12 bulan 1,31837 persen.
Baca juga: Kebijakan Hapus Utang, Wamenkop Dorong Solusi Kredit Lewat KoperasiSelanjutnya publikasi spread adjustment definitif dan all-in fallback rate, data historis fallback rate JIBOR serta informasi penggunaan fallback rate dapat diakses di website Bloomberg dalam waktu dekat. (*)
Editor: Yulian Saputra
The post BI Siapkan Publikasi Fallback Rate, Jelang Penghentian Layanan JIBOR di 2026 appeared first on Infobanknews.